PEMERIKSAAN HIV KROMATOGRAFI

Wini Dwi Yuniarti (P1337434116049)

Jurusan Analis Kesehatan , Prodi DIII Analis Kesehatan Polteknik Kesehatan Kementrian kesehatan Semarang, 2018.

winidwiyuniarti34@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan pemeriksaan HIV. Tujuan pemeriksaan ini adalah mengidentifikasi virus HIV pada sampel serum. Sampel serum diuji untuk identifikasi virus HIV dengan metode kromatografi kemudian dilakukan pengamatan. Hasil pemeriksaan menunjukkan sampel serum tidak mengandung virus HIV.

LATAR BELAKANG

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang terdiri dari serotype HIV-1 dan HIV-2 yang dapat menyerang sistem kekebalan dari tubuh manusia yaitu sel darah putih (sel T) yang berfungsi untuk mencegah terjadinya suatu infeksi dan pada akhirnya menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh secara bertahap yang sering dikenal denganAcquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) (Caroline M, dkk. 2014).

METODE

Pemeriksaan dilakukan dengan metode kromatografi. Pada strip membran pemeriksaan ini dilapisi dengan antigen spesifik rekombinan HIV-1 (gp41, p24) dalam daerah band tes 1 dan antigen spesifik rekombinan HIV-2 (gp36) dalam daerah band tes 2. Antigen HIV, konjugat koloid emas, dan sampel bergerak dengan gaya kapilaritas pada membran tes untuk membentuk garis warna dengan terbentuknya kompleks partikel emas antigen-antibodi-antigen.

HASIL

Dilakukan tes pada 2 tes strip. Hasil pengamatan menunjukkan tidak terbentuknya garis warna pada band tes HIV-1 maupun HIV-2 yang menandakan bahwa tidak terdapat antibodi HIV pada sampel serum. Pada garis kontrol terbentuk garis warna yang menunjukkan hasil tes valid.

PEMBAHASAN

Hasil tes negatif untuk HIV-1 dan HIV-2 karena tidak terbentuk garis warna pada tes band 1 dan 2 sementara terbentuk garis warna pada bagian kontrol. Tes ini valid karena garis kontrol muncul dan pemeriksaan dilakukan secara prosedural. Selain sampel serum dapat digunakan juga sampel darah dengan antikoagulan Heparin/EDTA/Sodium Sitrat, dapat digunakan juga sampel plasma heparin/EDTA/Sodium Sitrat. Adapun penanganan sampel harus dilakukan dengan baik supaya hasil tes representatif.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji HIV dengan metode kromatografi disimpulkan serum tidak mengandung antibodi HIV-1 maupun HIV-2.

DAFTAR PUSTAKA

Harti, Agnes Sri.2014. Pemeriksaan Hiv 1      Dan 2 Metode Imunokromatografi      Rapid Test Sebagai Screening Test Deteksi Aids. Jurnal     KesMaDaSka

Granade, Timothy C.2010. Rapid       Detection and Differentiation of   Antibodies to HIV-1 and HIV-2  Using   Multivalent Antigens and MagneticImmunochromatography Testing. Clin Vaccine             Immunology Journal

Apa Itu Darah ..?

Darah adalah cairan tubuh pada manusia dan hewan lainnya yang mengangkut senyawa penting seperti nutrisi dan oksigen ke dalam sel dan mentranspor produk buangan metabolik dari sel. Darah adalah komponen penting dalam tubuh kita (dan hewan lainnya). Darah adalah campuran cairan dan sel, dan bahkan terdapat makronutrisi seperti protein dan ion seperti sodium dalam darah ini. Semua komponen ini memainkan peran penting untuk tubuh kita. Selain bertindak sebagai pengangkut senyawa penting untuk tubuh dan membuang produk buangan dari sel, darah bertindak melindungi tubuh dari invasi virus atau bakteri dan terhadap kerusakan sel. Sel darah putih, bersama sistem kekebalan tubuh, bertindak sebagai pertahanan organisme dari serangan virus atau bakteri yang menginvasi

FUNGSI DARAH PADA MANUSIA

Darah lebih tebal dari pada air, dan terasa sedikit lengket. Suhu dari darah pada tubuh 38 derajat Celsius, lebih tinggi 1 derajat dari suhu tubuh. Jumlah darah dalam tubuh tergantung dari ukuran dan berat tubuh. Fungsi darah pada manusia dibagi menjadi 3, yaitu:

  • Transportasi

Darah mengangkut oksigen dari paru-paru  ke sel-sel yang berada di tubuh, yang akan digunakan untuk respirasi seluler atau metabolisme seluler. Karbon dioksida yang diproduksi saat metabolisme dibawa kembali ke paru paru oleh darah, yang kemudian kita hembuskan keluar saat bernafas. Darah juga menyediakan sel-sel nutrisi, mentranspor hormon-hormon dan membuang produk buangan.

  • Regulasi

Darah membantu menjaga tubuh dalam keseimbangan. Contohnya,  darah membuat suhu  tubuh terjaga, hal ini dilakukan melalui plasma darah, yang bisa mengabsorbsi panas. Ketika pembuluh darah meluas, darah mengalir lebih lambat dan hal ini menyebabkan panas hilang. Ketika suhu lingkungan turun, pemuluh darah bisa mengerut agar kehilangan panas bisa ditekan.

  • Proteksi

Jika pembuluh darah rusak, trombosit bertindak sebagai penyumbat dalam area yang terluka, untuk mencegah kehilangan darah lebih lanjut. Selain itu, sel darah putih dan senyawa messenger lainnya memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh.

KOMPONEN DARAH DAN FUNGSINYA

  • Plasma

Plasma adalah komponen utama dari darah yang terdiri dari air dengan campuran protein, ion, nutrisi, dan zat buangan. Plasma ini terdiri dari 90% air dan 10% sisanya adalah ion, protein, nutrisi, zat buangan dan gas. Ion, protein dan molekul lainnya dalam plasma memainkan peran penting dalam menjaga pH darah dan keseimbangan osmotik.

Beberapa molekul dalam plasma memiliki peran yang spesifik. Contohnya yaitu hormon yang berperan sebagai sinyal jarak jauh, antibodi yang mengidentifikasi dan menyerang patogen, dan faktor pembekuan yang membentuk pembekuan darah pada daerah luka. Lipid, seperti kolestrol, juga dibawa oleh plasma, tetapi lipid ini harus dibawa oleh protein khusus karena lipid tidak bisa bercampur dengan air.

·         Sel darah merah

Sel darah merah ini memiliki fungsi untuk membawa oksigen dan karbon dioksida yang nantinya digunakan dalam respirasi seluler dan metabolisme. Sel darah merah ini adalah sel khusus yang mensirkulasi ke seluruh tubuh dan membawa oksigen ke jaringan. Pada manusia, sel darah merah ini berukuran kecil (7-8 µl) dan tidak memiliki organel mitokondria dan nukleus (inti sel) ketika dewasa.

Karakteristik-karakteristik ini memungkinkan sel darah merah untuk melaksanakan tugas sebagai pembawa molekul oksigen dengan efektif. Ukuran yang kecil membuat pertukaran gas menjadi mudah, sedangkan ketidakhadiran nukleus membuat ruang tambahan untuk hemoglobin, protein penting yang digunakan dalam transpor oksigen. Ketidakadaan mitokondria membuat sel darah merah tidak menggunakan oksigen yang ia bawa (karena fungsi sel darah merah ini membawa oksigen dan memberikannya kepada yang membutuhkan). (Fungsi Hemoglobin)

Pada organ paru paru, sel darah merah mengambil oksigen dan mensirkulasikannya ke seluruh tubuh, ia melepaskan oksigen ke jaringan di sekitarnya. Sel darah merah juga memainkan peran penting dalam transpor karbon dioksida (produk buangan). Sel darah merah mempunyai umur 120 hari, sel yang tua atau rusak akan dihancurkan di hati, dan sel yang baru akan diproduksi di tulang sum-sum. Produksi sel darah merah ini dikendalikan oleh hormon erythropoietinyang dilepaskan oleh organ ginjal.

·         Sel darah putih

Sel darah putih adalah bagian dari sistem imun yang berfungsi sebagai respon kekebalan tubuh. Sel yang mempunyai nama lain leukocytes ini lebih sedikit jumlahnya dari pada sel darah merah, yaitu sekitar 1% dari sel yang ada di darah. Fungsi sel darah putih bereda dengan sel darah merah, fungsinya yaitu sebagai respon kekebalan tubuh, mengidentifikasi dan menetralisir invasi dari patogen seperti bakteri dan virus.

Meskipun jumlah sel darah putih lebih sedikit. tetapi ukuran sel darah putih lebih besar dari sel darah merah, dan mempunyai nukleus serta mitokondria, tidak seperti sel darah merah. Sel darah putih dibagi menjadi 2 kelompok menurut penampilannya jika dilihat melalui mikroskop, yaitu granulocytes dan  agranulocytes.

1.      Granulocytes: Kelompok ini mempunyai granula pada sitoplasmanya ketika dilihat melalui mikroskop. Kelompok ini terdiri dari neutrophils, eosinophils, dan asophils.

2.      Agranulocytes: Kelompok ini tidak memiliki granula pada sitoplasmanya. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah monocytes dan lymphocytes.

Setiap jenis sel darah putih ini memainkan peran yang spesifik dalam pertahanan tubuh. Contohnya, beberapa sel darah putih berperan dalam menelan dan menghancurkan patogen, sementara yang lainnya mengidentifikasi mikroorganisme spesifik dan meluncurkan respons kekebalan tubuh untuk melawannya. Daya hidup sel darah putih tergantung dari jenis sel darah putihnya, dan sel baru diproduksi di tulang sum-sum.

·         Trombosit

Trombosit bertanggung jawab terhadap pemekuan darah. Trombosit ini adalah pecahan sel yang terlibat dalam pembekuan darah. Trombosit diproduksi ketika sel yang besar, megakaryocytes dipecah menjadi kepingan, setiap satu sel ini akan memuat 2000 sampai 3000 trombosit. Trombosit biasanya berbentuk disk dan kecil, berukuran sekitar 2 sampai 4 mikrometer.

Ketika misalnya jari kita terkena pisau dan berdarah, trombosit tertarik ke tempat luka dan membentuk semacam penyumbat yang lengket. Trombosit kemudian melepaskan sinyal, yang tidak hanya menarik trombosit lainnya, tetapi juga mengaktifkan sinyal yang mengkonversi fibrinogen (protein larut air yang ada di plasma darah) menjadi fibrin (protein yang tidak larut dalam air). Fibrin kemudian membentuk benang benang yang memperkuat penyumbat trombosit, agar mencegah kehilangan darah semakin banyak. (Baca: Fungsi Fibrinogen)

Pembuatan bagian-bagian darah berasal dari sel induk (stem cells). Pada sel darah dewasa, biasanya sel diproduksi di tulang sum-sum. Macam macam sel darah merah berkembang dalam beberapa tahap dari sel induk menuju sel darah atau trombosit. Sel darah putih seperti lymphocytes tidak dewasa hanya di tulang sum-sum, tapi tumbuh juga di kelenjar getah gening. Ketika sel-sel selesai tumbuh, ia dilepaskan ke peredaran darah. Beberapa senyawa messenger mengatur produksi sel-sel darah. Hormon erythropoietin, yang diproduksi di ginjal, mendorong produksi sel-sel darah merah, sementara cytokine menstimulasi produksi sel sel darah putih.

WHOLE BLOOD

Darah utuh adalah campuran unsur seluler, koloid dan kristaloid. Karena komponen darah yang berbeda memiliki perbedaan kepadatan yang relatif berbeda, selanjutnya dalam urutan berat jenis komponen darah mulai dari yang terendah yaitu plasma, trombosit, leukosit (buffy coat), dan darah endap (packed red blood cells). Efisiensi fungsional dari setiap komponen tergantung pada pengolahan dan penyimpanan yang tepat. Untuk menggunakan satu unit darah dengan tepat dan rasional, terapi komponen akan disesuaikan secara universal. Komponen disiapkan dengan sentrifugasi dari satu unit whole blood. Suatu komponen tunggal juga dapat dikumpulkan dengan prosedur apheresis dalam donor darah.

Analisa Logam Berat Makanan

  1. Tujuan :  Untuk mengidentifikasi keberadaan logam berat pada sampel secara kualitatif. 
  2. Prinsip :  Penentuan kandungan logam berat melalui identifikasi menggunakan pereaksi-pereaksi spesifik dengan menggunakan sampel dari makanan hingga terjadi perubahan dalam bentuk endapan atau perubahan warna.
  1. Alat dan Bahan
  2. Alat digunakan dalam percobaan ini adalah :
  1. Tabung reaksi
  2. Pipet tetes
  3. Rak tabung reaksi
  4. Cawan porselin
  5. Tanur
  6. Cawan Pengabuan
  7. Spatul
  • Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
  • Sampel Uji (Sampel sudah diabukan)
  • Mie Basah
  • Kerang
  • Jajanan
  • Sawi
  • Kangkung
  • Terasi
  • Reagen Uji
  • HCl
  • Na2CO3
  • K4Fe(CN)6
  • KI
  • NaOH
  • H2SO4
  • K2CrO4
  • K2CrO7
  • Aquadest

IV. Dasar Teori

          Tanaman sawi hijau (Brassica rapa L. Subsp. Perviridis bailey) merupakan sayuran yang tumbuh lebih cepat dan tahan terhadap suhu rendah. Tanaman sawi hijau cocok ditanam di wilayah tropika dataran tinggi yang bersuhu dingin. Sayuran sawi hijau (Brassica rapa L. Subsp. perviridis bailey)

merupakan sayuran yang bernilai tinggi dengan kandungan vitamin A dan vitamin C-nya yang tinggi. Sayuran sawi hijau dengan suhu pertumbuhan berkisar antara 120C – 220C sedangakan suhu lebih dari 250C dapat menunda pertumbuhan dan menurunkan kualitas tanaman. Intensitas cahaya dan suhu tinggi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Intensitas cahaya yang tinggi dapat meningkatkan perkembangan daun yang lebar sedangkan suhu tinggi dapat meningkat perkembangan tangkai bunga (Vincent, 1998).

            Logam berat ialah unsur logam dengan berat molekul tinggi. Dalam kadar rendah logam berat pada umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Logam berat yang sering mencemari ialah Hg,Cr,Cd,As dan Pb. Logam timbal (Pb) sangat berbahaya bagi manusia karena

merupakan zat beracun yang tidak bisa dihancurkan atau diubah bentuknya. Zat ini bersifat stabil dan terakumulasi di dalam darah (Parsa,2001).

                        Udara di alam tidak pernah ditemukan tanpa polutan, pencemaran udara     merupakan campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik padatan, cairan atau gas yang masuk ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya. Kecepatan penyebaran ini tergantung pada keadaan geografi dan meterologi setempat (Wardana, 2004).

                        Limbah logam berat merupakan pencemaran yang berhubungan erat            dengan kesehatan manusia, pertanian dan ekotoksikologinya (Darmono, 1995). Udara yang tercemar oleh lahan pencemar baik industri maupun kendaran bermotor kemungkinan faktor yang mencemari suatu sayuran yang ditanam pada pinggiran jalan. Oleh karena itu diperlukan suatu pengujian terhadap kandungan logam berat pada sayuran tersebut.        

V. Cara Kerja

Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktik identifikasi logam berat.

Melakukan proses pengabuan sampel sayur dengan memanaskannya dalam tanur selama 4 hari pada suhu 300°C. Kemudian abu dipindahkan ke cawan porselen untuk diuji kandungan logam beratnya.

Dimulai dari pembuatan larutan sampel dengan mencampurkan abu sampel sawi dengan 10 tetes HCl dan 20 ml aquadest.

Melakukan reaksi pendahuluan dengan mencampurkan larutan sampel dengan Na2CO3 dan K4Fe(CN)6. Diamati apakah terjadi pengendapan atau perubahan warna.

Melakukan uji kandungan logam berat pada sampel sawi dengan langkah kerja sebagai berikut :

Idetifikasi Hg

Larutan sampel ditambahkan KI

Larutan sampel ditambahkan NaOH

Identifikasi Cu

Larutan sampel ditambahkan NaOH

Larutan sampel ditambahkan H2SO4

Identifikasi Pb

Larutan sampel ditambahkan K2CrO4

Larutan sampel ditambahkan HCl lalu K2CrO7 dan KI

Identifikasi Ag

Larutan sampel ditambahkan HCl

  • Mengamati apakah terjadi endapan atau perubahan warna pada seluruh proses reaksi larutan sampel dengan reagen uji.
  • Mencatat semua hasil praktikum sebagai bahan diskusi dan acuan untuk membuat laporan
  • Membersihkan kembali alat-alat yang telah digunakan
  • Menyimpan kembali peralatan dan reagen uji pada tempatnya.

VI. Hasil

No. Sampel Ag Hg Pb Cu
1. Mie Basah +
2. Kerang
3. Jajanan
4. Sawi +
5. Kangkung +
6. Terasi +

VII. Pembahasan

          Pada praktikum ini dilakukan uji kandungan logam berat terhadap sampel mie basah, kerang, jajanan, sawi, kangkung, dan terasi. Sayur-sayuran yang di tanami di pinggir jalan raya memiliki resiko terpapar logam berat yang cukup tinggi, pencemaran tersebut menyebabkan sebagian sayuran dapat mengandung logam berat yang membahayakan kesehatan manusia. Akumulasi logam berat dalam jangka waktu yang cukup lama dapat mengganggu peredaran darah, sistem saraf dan kinerja ginjal (Widaningrum, dkk, 2007).

                        Pada sampel sawi teruji positif kandungan Pb (timbal)  yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna kuning pada pereaksian larutan sampel dengan K2CrO4 dan terbentuknya endapan berwarna kuning pada pereaksian larutan sampel dengan HCl, K2CrO7, dan KI.

                        Mekanisme masuknya logam berat Pb ke dalam tubuh manusia melalui sistem pernafasan, pencernaan ataupun langsung dari permukaan kulit. Daya toksik logam berat timbal (Pb) dapat mengakibatkan anemia, mual, dan sakit perut, serta kelumpuhan (Hamidah, 1980). Logam berat Pb juga dapat terakumulasi pada tulang, karena logam ini dapat membentuk ion Pb2+ yang mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+ yang terdapat pada jaringan tulang (Putra dan J.A Putra, 2003).

                        Logam berat dapat masuk ke dalam lingkungan karena pelapukan batuan yang mengandung logam berat secara residual di dalam tanah, penggunaan bahan alami untuk pupuk dan pembuangan limbah pabrik dan limbah rumah tangga. Logam berat yang masuk kedalam lingkungan kebanyakan berasal dari kegiatan manusia. Logam berat di lingkungan tidak membahayakan kehidupan mahluk hidup tetapi logam berat membahayakan apabila masuk ke dalam sistem metabolisme mahluk hidup dalam jumlah melebihi ambang batas. Masuknya logam berat ke dalam sistem metabolisme manusia dan hewan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Masuknya secara langsung pada manusia yaitu bersama air minum, udara yang dihirup atau lewat singgungan kulit, sedangkan secara tidak langsung terjadi bersama dengan bahan yang dimakan. Sumber logam berat berasal dari tanah, air dan udara. Dengan perantara tumbuhan yang menyerap logam berat dari sumber tersebut dan masuk kedalam jaringan yang nanti dimakan manusia dan hewan (Yong, dkk. 1992).

                        Logam berat Pb dan Cd berasal dari pestisida, pupuk, insektisida, limbah industri, limbah domestik, limbah bengkel, limpasan jalan, limbah rumah sakit dan limbah pasar (BAPEDALDA, 2007). Standar baku mutu maksimal yang diperbolehkan adalah dalam sayuran untuk kandungan logam berat timbal (Pb) dan kadmium (Cd) menurut standar internasional WHO adalah sebesar 2.0 μg/g (Darmono, 1995). Pada pengujian yang dilakukan hanya ditujukan untuk mengetahui keberadaan logam berat pada sampel, sehingga belum diketahui berapa kadar logam berat Pb yang terkandung pada sampel sayur sawi tersebut. Diperlukan uji kuantitatif menggunakan analisis AAS (Spektrofotometer Absorpsi Atom) (Siaka et al., 1998) untuk mengetahui apakah sampel sayur sawi mengandung kadar logam berat Pb yang masih berada dalam atau sudah melampaui nilai ambang batas aman untuk kandungan logam berat pada makanan.

VIII. Kesimpulan

                        Berdasarkan hasil praktikum identifikasi logam berat sampel sayur sawi teruji positif mengandung logam berat yaitu Pb (timbal) yang dapat terjadi karena tempat penanaman atau penjualan sayuran yang dekat dengan jalan raya sehingga menyebabkan sayur tercemar polusi udara dari kendaraan bermotor.

IX. Daftar Pustaka

Priandoko, Deni Agung, Ni Md Susun Parwanayoni, I Ketut Sundra.Kandungan Logam Berat (Pb Dan Cd) Pada Sawi Hijau (Brassica Rapa L. Subsp. Perviridis Bailey) Dan Wortel (Daucus Carrota L. Var. Sativa Hoffm ) Yang Beredar Di Pasar Kota Denpasar. Jurnal Simbiosis I (1) : 9-20

Yusuf, M., Kiki Nurtjahja, Rosliana Lubis. Analisis Kandungan Logam Pb, Cu, Cd Dan Zn Pada Sayuran Sawi, Kangkung Dan Bayam Di Areal Pertanian Dan Industri Desa Paya Rumput Titipapan Medan. Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan Vol. 3 (1) Agustus 2016

Parsa, K.2001.Penentuan Kandungan Pb dan Peneyebaran di Dalam Tanah Pertanian Disekitar Jalan Raya Desa Kemenuh, Gianyar.Skripsi.Kimia, Universitas Udayana:Denpasar.Tidak Dipublikasikan.

Vincent, E. Rubatzky, Mas Yamaguchi.1998.Sayuran Dunia: Prinsip, dan Gizi, Jilid 2.Penerbit ITB:Bandung.

Yong, R.N.,A.M.O. Mohamed, & S.P. Warkenting 1992. Principles of Contaminant Transport in Soil Development in Geoteknikal Eengineering, 73. Elsevier.Amsterdam.

Hamidah,1980.Keracunan Yang Disebabkan Oleh Timah Hitam. Pewarta Oseana. Notodarmojo, S.2005.Pencemaran Tanah Dan Air Tanah. Penerbit ITB:Bandung.

Badan pengendalian dampak lingkungan daerah (BAPEDALDA). 2007.Analisis Kualitas Air Sungai Pada 21 Sungai Lintas Kabupaten / Kota Di Provinsi Bali Pada Musim Hujan.Denpasar – Bali.

Darmono,1995.Logam Dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup.Penerbit Universitas Indonesia (UI-PRESS).

Putra,S.E. dan J. A. Putra.2003.Bioremaval Metode Alternatif Untuk Menanggulangi Pencemaran Logam Berat. Available at: http://www. Chem-is-try.org /?sect=artikel Opened : 06.10.2007

Siaka, M., Cris, M. Owen. G. F. Birch. 1998. Evolution Of Some Degestion Method For The Determination Of Heavy Metals In Sediment Sampael By Flame AAs.             Analitical Letters,31(4).

Artikel Sistem Informasi Laboratorium

“Pemanfaatan Data Sistem Informasi Laboratorium Untuk Pengembangan Laboratorium Medik”

Disusun Oleh :

Nama         :           Wini Dwi Yuniarti                          

TINGKAT II REGULER B

POLITEKNIK KESEHATAN  KEMENKES SEMARANG

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

TAHUN AKADEMIK 2016/2017

Sistem informasi adalah sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporanlaporan yang diperlukan (Jogiyanto,1999:1). Penggunaan sistem ini adalah salah satu solusi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam suatu organisasi yang membutuhkan informasi pengolahan transaksi harian dan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk membuat keputusan.

Dalam dunia medis, penggunaan sistem informasi akan mempercepat pekerjaan para tenaga kesehatan. Dengan penggunaan sistem informasi ini memungkinkan para tenaga kesehatan melakukan lebih banyak tes dalam waktu yang singkat dan hasilnya juga lebih akurat dan dapat dipercaya seperti sistem laboratorium. Laboratorium sekarang diselenggarakan dengan sebuah sistem program dan komputer yang mempertukarkan data-data pasien, permintaan tes, dan hasil tes yang lebih dikenal dengan sistem informasi laboratorium. Sistem ini memungkinkan laboratorium untuk memerintahkan permintaan uji yang benar bagi setiap pasien, menjaga pasien perorangan maupun riwayat spesimen, dan membantu menjamin kualitas hasil yang lebih baik.

Sistem Informasi Laboratorium adalah suatu bentuk pemanfaatan dari teknologi informasi. Teknologi informasi adalah teknologi yang membantu kita dalam memproses data untuk mendapatkan informasi. Teknologi informasi ini pada awalnya diperuntukan bagi tujuan dan departemen tertentu. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, saat ini penggunaannya sudah menjadi hal yang umum di perusahaan swasta di bidang perdagangan maupun jasa, seperti halnya pelayanan jasa kesehatan. Perkembangan teknologi ini sangatlah luas dan menjangkau berbagai bidang. Sistem informasi laboratorium yang terpadu sangat membantu dalam jasa kesehatan seperti laboratorium dengan mengolah data pemeriksaan menjadi informasi sehingga akan menyelesaikan pekerjaan laboratorium dengan efektif dan efisien. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi informasi semakin berkembang pula lah tuntutan pelayanan masyarakat. Oleh karena itu, jasa kesehatan semakin bersaing untuk mengembangkan kualitas pelayanan yang terbaik dengan melakukan pemanfaatan data sistem informasi yang telah diaplikasikan.

Sebelum digunakannya sistem informasi sebagai pengolah data pemeriksaan pada laboratorium sering dijumpai permasalahan-permasalahan seperti kompleksitas proses penerimaan pasien, pemeriksaan, pemesanan reagen, penerimaan reagen, laporan pendapatan, dan sering terjadi penumpukan data sehingga menghambat proses transaksi dan laporannya, permasalahan selanjutnya yaitu belum terintegrasi dengan baik antar bagian di laboratorium. Selain itu, proses pencatatan yang masih menggunakan buku besar sangat tidak efektif dan efisien.

Dengan adanya data yang diperoleh dari hasil pengolahan Sistem informasi, suatu laboratorium dapat mengembangkan pelayanannya menjadi sebagai berikut :

  1. Laboratorium kesehatan dapat menghasilkan informasi mengenai biaya pemeriksaan yang dikenakan kepada pasien atau pengguna layanan berdasarkan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan secara cepat.
  2. Sistem informasi laboratorium kesehatan dapat menyajikan laporan hasil pemeriksaan berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan dan secara otomatis dapat menyajikan nilai normalnya.
  3. Sistem informasi laboratorium kesehatan dapat menyajikan laporan berupa rekapitulasi hasil dan riwayat pemeriksaan laboratorium.
  4. Sistem informasi laboratorium kesehatan dapat memperbaiki manajemen data dalam hal penyajian data cepat diakses, akurat (informasi yang dihasilkan bebas dari kesalahan), lengkap dan jelas untuk mendukung evaluasi pelayanan Laboratorium.
  5. Sistem informasi laboratorium kesehatan yang dihasilkan dapat menghasilkan laporan keuangan.
  6. Sistem informasi laboratorium kesehatan yang dihasilkan dapat menghasilkan laporan statistik laboratorium.
  7. Sistem informasi laboratorium kesehatan yang dihasilkan dapat menghasilkan laporan pemakaian reagen.
  8.  Sistem informasi laboratorium kesehatan yang dihasilkan dapat menghasilkan laporan mengenai pengguna layanan Laboratorium.

Sistem Informasi dapat membantu perkembangan pelayanan laboratorium karena sistem dapat mengeluarkan data yang akurat, terutama data informasi yang berkaitan dengan jumlah biaya pemeriksaan, pendapatan laboratorium, statistik laboratorium dan jumlah pemakaian reagen. Selanjutnya, informasi yang dihasilkan lebih lengkap dari sistem lama, hal ini sesuai dengan tugas dan fungsi manajemen Laboratorium dalam hal pemeriksaan dan mengelola hasil pemeriksaan tersebut. Selain itu informasi yang lengkap sangat membantu dalam melakukan evaluasi pelayanan laboratorium. Sebaiknya sistem informasi selalu diperbarui seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan juga dilakukan kontrol kualitas sehingga laboratorium akan terus berkembang untuk selalu memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.

Daftar Pustaka :

  • Rancang Bangun Sistem Informasi Laboratorium Klinik Berbasis Web PadaLaboratorium Klinik UtamaSafirah Sidoarjo olehMohammad Andriyas, Anjik Sukmaaji, dan Tan Amelia.
  • Pemanfaatan Sistem Informasi untuk Pengelolaan Medik dan Jasa Kesehatan di Klinik oleh Henny Hendarti, Seplita Anggita, dan Wina.
  • Pengembangan Sistem InformasiLaboratorium KesehatanUntuk Mendukung EvaluasiPelayanan Laboratorium(Studi Kasus di Laboratorium KesehatanKabupaten Purbalingga) Tahun 2009 oleh Yeni Mahwati.

KEKURANGAN KELEBIHAN DAERAH PENGAMBILAN DARAH VENA

Wini Dwi Yuniarti

Mahasiswa DIII Teknologi Laboratorium Medik

Poltekkes Kemenkes Semarang

2016/2019

  1. Vena mediana cubiti

Kelebihan :

  • Vena ini terletak di permukaan kulit (lipatan siku)
  • Ukuran cukup besar
  • Tidak dekat dengan syaraf
  • Letaknya berada di tengah lipatan siku
  • Dapat dilakukan pengambilan darah dalam jumlah yang besar

Kekurangan :

  • Posisi relatif tidak lurus
  • Vena cephalica (antecubital vein)

Kelebihan :

  • Letak di permukaan kulit (lipatan siku bagian luar),
  • Ukuran cukup besar
  • Dapat dilakukan pengambilan darah dalam jumlah yang besar

Kekurangan :

  • Letaknya berdekatan dengan arteri branchialis dan syaraf mediana.
  • Letaknya berada di sisi luar
  • Pembuluh vena dekat pergelangan tangan

Kelebihan :

  • Letak di permukaan kulit (di atas atau bawah pergelangan tangan)
  • Lebih sesuai dalam pengambilan darah pasien anak-anak atau bayi dan orang tua.
  • Mudah dalam palpasi
  • Menjadi cara alternatif pada seseorang yang memiliki vena tipis, rapuh, atau sukar diakses

Kekurangan :

  • Pembuluh vena mudah bergeser
  • Aliran darah lambat
  • Letaknya dekat tulang pergelangan tangan
  • Ukuran relatif kecil
  • Menimbulkan rasa nyeri bila mengenai tulang

KENDALA PENGAMBILAN DARAH VENA

  • Menentukan lokasi/palpasi vena pada pasien yang memiliki pembuluh vena kurang jelas
  • Vena yang mudah bergeser pada saat pengambilan darah
  • Menentukan sudut kemiringan dalam pengambilan darah

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DAERAH PENGAMBILAN DARAH KAPILER

  • Pembuluh darah kapiler

Kelebihan :

  • Tidak perlu dilakukan palpasi
  • Lebih sederhana dalam proses pengambilan
  • Resiko komplikasi sedikit
  • Tidak terlalu terasa sakit

Kekurangan :

  • Memposisikan daerah penusukan sebaiknya mengiris sidik jari
  • Darah yang keluar mudah membeku
  • Diperlukan pemijatan berkali-kali untuk pembendungan

KENDALA PENGAMBILAN DARAH KAPILER

  • Pembendungan harus dilakukan dengan teknik pemijatan yang benar
  • Saat memasukkan darah ke dalam pipa kapiler terdapat gelembung udara

LOKASI PENGAMBILAN DARAH ARTERI:

  1. Arteri Radialis (Pada daerah dekat pergelangan tangan sisi bagian luar)

Merupakan pilihan pertama yang paling aman  dipakai untuk fungsi arteri kecuali terdapat banyak bekas tusukan atau haematoma.

  • Arteri Dorsalis Pedis (Pada punggung kaki sisi bagian dalam), merupakan arteri pilihan ketiga jika arteri radialis tidak bisa digunakan.
  • Arteri Brachialis (Pada lengan atas), merupakan pilihan ketiga karena lebih banyak resikonya bila terjadi obstruksi pembuluh darah.
  •  Arteri Femoralis (Pada paha), merupakan pilihan terakhir apabila pada  semua arteri diatas tidak dapat diambil. Bila terdapat obstruksi pembuluh darah akan menghambat aliran darah ke seluruh tubuh / tungkai bawah dan bila yang dapat mengakibatkan berlangsung lama dapat menyebabkan kematian jaringan. Arteri femoralis terletak sangat dalam dan merupakan salah satu pembuluh utama yang memperdarahi ekstremitas  bawah. Arteri femoralis berdekatan dengan vena besar, sehingga dapat terjadi percampuran antara darah vena dan arteri.

Arteri Femoralis atau Brakialis sebaiknya jangan digunakan jika masih ada alternative lain karena tidak memiliki sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme (kejang)  atau thrombosis.

KOMPLIKASI DALAM PENGAMBILAN DARAH ARTERI:

  • Apabila jarum sampai menebus periosteum tulang akan menimbulkan nyeri
  • Perdarahan
  • Cidera syaraf
  • Spasmearteri

Apabila tidak memungkinkan, vena cephalica dan vena basilica bisa menjadi pilihan dalam pengambilan darah vena. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena Jika vena basilica dan cephalica tidak dapat digunakan, maka dapat dilakukan pengambilan darah di vena pergelangan tangan dan vena kaki.

Makalah Pancasila

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan mempunyai posisi dan peran penting dalam setiap aktivitas berpikir manusia. Ilmu Pengetahuan berasal dari dua kata, yaitu ilmu dan pengetahuan, kedua kata tersebut mempunyai dua makna berbeda. Ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode tertentu, sedangkan Pengetahuan adalah sesuatu yang kita ketahui. Pada awalnya, ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia relatif masih sederhana dan belum berkembang.Tetapi seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang pesat.Dengan ditemukannya banyak teori-teori, teknologi, dan hal-hal lainnya. Perkembangan pesat ilmu pengetahuan pada masa sekarang berbanding lurus dengan sikap kritis dan cerdas manusia dalam menanggapi berbagai peristiwa di sekitarnya.Namun dalam perkembangannya, timbul gejala penurunan derajat manusia.Hal ini dikarenakan produk yang dihasilkan oleh manusia, baik itu suatu teori mau pun materi menjadi lebih bernilai ketimbang penggagasnya.Oleh karenaitu, Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia harus diperkuat, agar bangsa Indonesia tidak terjerumus pada pengembangan ilmu pengetahuan yang saat ini semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.

  • Rumusan Masalah
  • Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu?
  • Apa yang dimaksud pancasila sebagai ilmu dan perspektif historis?
  • Apa yang dimaksud pancasila sebagai aspek dalam ilmu pengetahuan?
  • Apa yang dimaksud pancasila sebagai pilar penyangga bagi eksistensi ilmu pengetahuan?
  • Apa yang dimaksud pancasila sebagai prinsip-prinsip berpikir ilmiah?
  • Apa yang dimaksud pancasila sebagai masalah nilai dalam iptek?
  • Apa yang dimaksud strategi pengembangan IPTEK pancasila sebagai dasar nilai?

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Dalam upaya manusia mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabatnya maka manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreativitas rohani manusia.Unsur jiwa (rohani) manusia meliputi aspek akal, rasa, dan kehendak. Akal merupakan potensi rohani manusia dalam hubungan dengan intelektualitas, rasa dalam bidang estetis, dan kehendak dalam bidang moral (etika). Atas dasar kreativitas akalnya manusia mengembangkan iptek dalam rangka untuk mengolah kekayaan alam yang sediakan oleh Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu tujuan essensial dari Iptek adalah demi kesejahteraan umat manusia, sehingga Iptek pada hakikatnya tidak bebas nilai namun terikat oleh nilai. Dalam masalah ini Pancasila telah memberikan dasar nilai-nilai bagi pengembangan Iptek demi kesejahteraan hidup manusia. Pengembangan Iptek sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan pada moral Ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Pancasila yang sila-silanya merupakan suatu kesatuan yang sistematis haruslah menjadi sistem etika pengembangan Iptek.

Pancasila sebagai filsafat ilmu harus mengandung nilai ganda, yaitu:

  1. Harus memberikan landasan teoritik (dan normatif) bagi penguasaan dan pengembangan iptek dan menetapkan tujuannya.
  2. Memiliki nilai instrinsik tujuan iptek yang senantiasa dilandasi oleh nilai mental kepribadian dan moral manusia. Nilai-nilai kualitatif dan normatif secara kategoris harus terkandung dalam ajaran filsafat. Kualitas dan identitas nilai mental dan kepribadian manusia senantiasa berhubungan dengan nilai filsafat dan atau agama.

Kedudukan filsafat ilmu harus berasaskan kerokhanian dari sistem keilmuan dan pengembangannya. Fungsi mental dan moral kepribadian manusia dalam implemantasi iptek merupakan kriteria yang signifikan suatu keilmuan. Keilmuan harus berorientasi praktis untu kepentingan bangsa. Selain itu, kebenaran yag dianut epistomologis Pancasila prinsip kebenaran eksistensial dalam rangka mewujudkan harmoni maksimal yang sesuai taraf-taraf fisiokismis, biotik, psikis, dan human dalam rangka acuan norma ontologis transedental. Dengan pendekatan pencerdasan kehidupan bangsa, epsitomologis Pancasila bersifat terbuka terhadap berbagai aliran filsafat dunia (Dimyati, 2006).

  • Ilmu dan perspektif historis

Ilmu pengetahuan berkembang melangkah secara bertahap menurut dekade waktu dan menciptakan jamannya, dimulai dari jaman Yunani Kuno, AbadPertengahan, Abad Modern, sampai Abad Kontemporer.

Masa Yunani Kuno (abad ke 6 SM – 6 M) saat ilmu pengetahuan lahir, kedudukan ilmu pengetahuan identik dengan filsafat memiliki corak mitologis. Alam dengan berbagai aturannya diterangkan secara theogoni, bahwa ada peranan para dewa yang merupakan unsur penentu segala sesuatu yang ada. Bagaimanapun corak mitologis ini telah mendorong upaya manusia terus menerobos lebih jauh dunia pergejalaan, untuk mengetahui adanya sesuatu yang eka, tetap, dan abadi, di balik yang bhinneka, berubah dan sementara ( T. Yacob, 1993).

Setelah timbul gerakan demitologisasi yang dipelopori filsuf pra Sokrates, yaitu dengan kemampuan rasionalitasnya maka filsafat telah mencapai puncak perkembangan, seperti yang ditunjukkan oleh trio filsufbesar : Socrates, Plato dan Aristoteles. Filsafat yang semula bersifat mitologis berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang meliputi berbagai macam bidang.Aristoteles membagi ilmu menjadi ilmu pengetahuan poietis (terapan), ilmu pengetahuan praktis (etika, politik) dan ilmu pengetahuan teoretik. Ilmu pengetahuan teoretik dibagi menjadi ilmu alam, ilmu pasti dan filsafat pertama atau kemudian disebut metafisika.

Memasuki Abad Pertengahan (abad ke-5 M), pasca Aristoteles filsafat Yunani Kuno menjadi ajaran praktis, bahkan mistis, yaitu sebagaimana diajarkan oleh Stoa, Epicuri, dan Plotinus. Semua hal tersebut bersamaan dengan pudarnya kekuasaan Romawi yang mengisyaratkan akan datangnya tahapan baru, yaitu filsafat yang harus mengabdi kepada agama (Ancilla Theologiae).

Filsuf besar yang berpengaruh saat itu, yaitu Augustinus dan Thomas Aquinas, pemikiran mereka memberi ciri khas pada filsafat Abad Pertengahan. Filsafat Yunani Kuno yang sekuler kini dicairkan dari antinominya dengan doktrin gerejani, filsafat menjadi bercorak teologis. Biara tidak hanya menjadi pusat kegiatan agama, tetapi juga menjadi pusat kegiatan intelektual. Bersamaan dengan itu kehadiran para filsuf Arab tidak kalah penting, seperti: Al Kindi, Al Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al Gazali, yang telah menyebarkan filsafat Aristoteles dengan membawanya ke Cordova (Spanyol) untuk kemudian diwarisi oleh dunia Barat melalui kaum Patristik dan kaum Skolastik. Wells dalam karyanya The Outline of History(1951) mengatakan, “Jika orang Yunani adalah Bapak metode ilmiah, maka orang muslim adalah Bapak angkatnya”.

Muncullah Abad Modern (abad ke 18-19 M) dengandipelopori oleh gerakan Renaissance di abad ke 15 dan dimatangkan oleh gerakan Aufklaerung di abad ke-18, melalui langkah-langkah revolusionernya filsafat memasukitahap baru atau modern. Kepeloporan revolusioner yang telah dilakukan oleh anak-anak Renaissance dan Aufklaerung seperti: Copernicus, Galileo Galilei, Kepler, Descartes dan Immanuel Kant, telah memberikan implikasi yang amat luas dan mendalam. Di satu pihak otonomi beserta segala kebebasannya telah dimiliki kembali oleh umat manusia, sedang di lain pihak manusia kemudian mengarahkan hidupnya ke dunia sekuler, yaitu suatu kehidupan pembebasan dari kedudukannya yang semula merupakan koloni dan subkoloni agama dan gereja. Agama yang semula menguasai dan manunggal dengan filsafat segera ditinggalkan oleh filsafat. Masing-masing berdiri mandiri dan berkembang menurut dasar dan arah pemikiran sendiri (Koento Wibisono, 1985)

Dalam perkembangan berikutnya filsafat ditinggalkan oleh ilmu-ilmu cabang yang dengan metodologinya masing-masing mengembangkan spesialismenya sendiri-sendiri secara intens. Lepasnya ilmu-ilmu cabang dari batang filsafatnya diawali oleh ilmu-ilmu alam atau fisika, melalui tokoh-tokohnya:

  1. Copernicus (1473-1543) dengan astronominya menyelidiki putaran benda-benda angkasa. Karyanya de Revolutionibus Orbium Caelistium yang kemudiandikembangkan oleh Galileo Galilei (1564-1642) dan Johanes Kepler (1571-1630), ternyata telah menimbulkan revolusi tidak hanya di kawasan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga di masyarakat dengan implikasinya yang amat jauh dan mendalam.
  2. Versalius (1514 -1564) dengan karyanya De Humani Corporis Fabrica telah melahirkan pembaharuan persepsi biologi.
  3. Isaac Newtown (1642-1727) melalui Philosopie Naturalis Principia Mathematica telah menyumbangkan bentuk definitif bagi mekanika klasik.
  4. dalam bidang anatomi dan perkembangan   ilmu   pengetahuan   alam   dan   ilmu sosial   dengan   gaya   semacam   itu   mencapai   bentuknya secara  definitif  melalui  kehadiran  Auguste  Comte  (1798-1857) dengan Grand Theorynya yang digelar dalam karya utama  Cours  de  Philosophie Positive yang  mengajarkan bahwa cara berfikir manusia dan juga masyarakat di mana pun akan mencapai puncaknya pada tahap positif, setelah melampaui  tahap  teologik  dan  metafisik.  Istilah  positif diberi arti eksplisit dengan muatan filsafat, yaitu untuk menerangkan bahwa yang benar dan yang nyata haruslah konkrit, eksak, akurat, dan memberi kemanfaatan (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 1997).

Metode   observasi,   eksperimentasi,   dan   komparasi yang dipelopori Francis Bacon (1651-1626) telah semakin mendorong pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Semua   itu   memberi   isyarat   bahwa   dunia   Barat   telah berhasil melakukan tinggal landas untuk mengarungi dirgantara ilmu pengetahuan yang tiada bertepi.

Battle cry-nya Francis Bacon yang menyerukan bahwa“knowledge is  power” bukan  sekedar  mitos,  melainkan sudah menjadi etos, telah melahirkan corak dan sikap pandang manusia yang meyakini kemampuan rasionalitasnya untuk menguasai dan meramalkan masa depan, dan dengan optimismenya menguasai, berinovasi secara kreatif untuk membuka rahasia-rahasia alam. Didukung oleh roh kebebasan Renaissance dan Aufklaerung, menjadikan masyarakat Barat sebagai masyarakat yang tiada hari tanpa temuan-temuan baru, muncul secara historis kronologis berurutan dan berdampingan sebagai alternatif.

Revolusi ilmu pengetahuan memasuki Abad Kontemporer (abad ke-20-sekarang)     berkat teori relativitas Einsteinyang telah  merombak filsafat Newton (semula sudah mapan) di samping teori kuantumnyayang telah  mengubah  persepsi  dunia  ilmu  tentang  sifat-sifat dasar dan perilaku materi sedemikian rupa sehingga para pakar dapat melanjutkan penelitian-penelitiannya, dan berhasil mengembangkan ilmu-ilmu dasar seperti: astronomi, fisika, kimia, biologi molekuler, hasilnya seperti yang dapat dinikmati oleh manusia sekarang ini (Sutardjo,1982).

Optimisme bersamaan dengan pesimisme merupakan sikap manusia masa kini dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dengan penemuan-penemuan spektakulernya. Di satu pihak telah meningkatkan fasilitas hidup yang berarti menambah kenikmatan. Namun di pihak lain gejala-gejala adanya malapetaka, bencana alam (catastrophe) menjadi semakin meningkat dengan akibat- akibat yang cukup fatal.

Berdasarkan   gejala   yang   dihadapi   oleh   masing- masing cabang ilmu, Auguste Comte dalam sebuah Ensiklopedi menyusun hirarki ilmu pengetahuan dengan meletakkan matematika sebagai dasar bagi semua cabang ilmu.  Di  atas  matematika  secara  berurutan  ditunjukkan ilmu astronomi, fisika, kimia, biologi dan fisika sosial atau sosiologi. Ia menjelaskan bahwa sampai dengan ilmu kimia, suatu tahapan positif telah dapat dicapai, sedangkan biologi dan fisika sosial masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai theologis dan metafisis.

Pemikiran Auguste Comte    tersebut hingga kini menjadi semakin aktual dan relevan untuk mendukung sikap pandang yang meyakini bahwa masyarakat industry sebagai tolok ukur bagi tercapainya modernisasi, maka harus  disiapkan  melalui  penguasaan basic  science, yaitu matematika, fisika, kimia, dan biologi dengan penyediaan dana dan fasilitas dalam skala prioritas utama (Koento Wibisono, 1985).

Bersamaan dengan itu logico positivisme, yaitu sebuah model epistemologi yang dalam langkah-langkah progresifnya menempuh jalan : observasi, eksperimentasi, dan komparasi, sebagaimana diterapkan dalam penelitian ilmu  alam,  mendapatkan  apresiasi  yang  berlebihan sehingga model ini juga mulai dikembangkan dalam penelitian-penelitian ilmu-ilmu sosial.

Logico positivisme merupakan  model  atau  teknik penelitian yang menggunakan presisi, verifiabilitas, konfirmasi, dan eksperimentasi dengan derajat optimal, bermaksud  agar sejauh mungkin dapat melakukan prediksi dengan derajat ketepatan optimal pula. Dengan demikian keberhasilan dan kebenaran ilmiah diukur secarapositivistik. Dalam arti yang benar dan yang nyata haruslah konkrit, eksak, akurat, dan memberi kemanfaatan. Akibatnya adalah bahwa dimensi-dimensi kehidupan yang abstrak dan kualitatif yang justru menjadi basis eksistensi kehidupan manusia menjadi terabaikan atau terlepas dari pengamatan. Kebenaran dan kenyataan diukur serta dimanipulasikan secara positivistik kuantitatif. Keresahan dan  penderitaan  seseorang  atau  masyarakat  tidak tersentuh. Masalah obyektivitas menjadi tema-tema unggulan dalam kehidupan keseharian manusia saat ini, dengan  mengandalkan  penjelasan validitas kebenarannya secara matematis melalui angka-angka statistik. Langkah metodis semacam  ini  sering penuh dengan rekayasa dan kuantifikasi yang dipaksakan sehingga tidak menjangkau akar-akar permasalahannya

Kritik dan koreksi terhadap positivisme banyak dilancarkan, karena sifatnya yang naturalistik dan deterministik. Manusia dipandang hanya sebagaidependent variable, dan bukan sebagai independent variable. Manusia bukan lagi pelaku utama yang menentukan, tetapi obyek yang diperlakukan oleh ilmu dan teknologi.

Wilhem Dilthey ( 1833-1911) megajukan klasifikasi, membagi ilmu ke dalam Natuurwissenchaft danGeisteswissenchaft

Kelompok  pertama  sebagai  Science of the World menggunakan metode Erklaeren, sedangkan kelompok kedua adalah Science of Geist menggunakan metode Verstehen. Kemudian  Juergen Habermas, salah seorang tokoh mazhab Frankfrut (Jerman) mengajukan klasifikasi lain lagi dengan the basic human interest sebagai dasar,  dengan  mengemukakan  klasifikasi  ilmu-ilmu empiris-analitis,   sosial-kritis   dan   historis-hermeneutik, yang masing-masing menggunakan metode empiris, intelektual  rasionalistik,  dan  hermeneutik  (Van  Melsen,1985).

Adanya faktor heuristik mendorong lahirnya cabang-cabang ilmu yang baru seperti : ilmu lingkungan, ilmu komputer, futurologi, sehingga berapapun jumlah pengklasifikasian pasti akan kita jumpai, seperti yang kita lihat dalam kehidupan perguruan tinggi dengan munculnya berbagai macam fakultas dan program studi yang baru.

Ilmu  pengetahuan dalam  perkembangannya dewasa ini beserta anak-anak kandungnya, yaitu teknologi bukan sekedar sarana bagi kehidupan umat manusia. Iptek kini telah

Menjadi sesuatu yang substansial, bagian dari harga diri (prestige) dan mitos, yang akan menjadi survival suatu   bangsa,   prasyarat   (prerequisite) untuk   mencapai kemajuan (progress) dan kedigdayaan  (power) yang dibutuhkan dalam hubungan antar sesama bangsa. Dalam kedudukannya yang substansif tersebut, Iptek telah menyentuh semua segi dan sendi kehidupan secara ekstensif, dan pada gilirannya mengubah budaya manusia secara intensif. Fenomena perubahan tersebut tercermin dalam masyarakat kita yang dewasa ini sedang mengalami masa transisi simultan, yaitu:

  1. Masa transisi masyarakat berbudaya agraris-tradisional menuju masyarakat dengan budaya industri modern. Dalam masa transisi ini peran mitos mulai diambil alih oleh logos (akal pikir). Bukan lagi melalui kekuatan kosmis yang secara mitologis dianggap sebagai penguasa alam sekitar, melainkan sang akal pikir dengan kekuatan penalarannya yang handal dijadikan kerangka acuan untuk meramalkan dan mengatur kehidupan. Pandangan mengenai ruang dan waktu, etos kerja, kaedah-kaedah normatif  yang  semula  menjadi  panutan,  bergeser mencari format baru yang dibutuhkan untuk melayani masyarakat yang berkembang menuju masyarakat industri. Filsafat“sesama bus kota tidak boleh saling mendahului” tidak berlaku lagi. Sekarang yang dituntut adalah prestasi, siap pakai, keunggulan kompetitif, efisiensi dan produktif-inovatif-kreatif.
  2. Masa transisi budaya etnis-kedaerahan mrnuju budaya nasional kebangsaan Puncak-puncak  kebudayaan daerah mencair secara konvergen menuju  satu kesatuan pranata kebudayaan demi tegak-kokohnya suatu negara kebangsaan (nation state) yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke. Penataan struktur  pemerintahan, sistem pendidikan, penanaman nilai-nilai etik dan moral secara intensif merupakan upaya serius untuk membina dan mengembangkan jati diri sebagai satu kesatuan bangsa.
  3. Masa   transisi    budaya   nasional – kebangsaan    menuju budaya global – mondial.Visi, orientasi, dan persepsi mengenai nilai-nilai universal seperti hak asasi, demokrasi, keadilan, kebebasan, masalah lingkungan dilepaskan dalam ikatan fanatisme primordial kesukuan, kebangsaan ataupun keagamaan, kini mengendor menuju ke kesadaran mondial dalam satu kesatuan sintesis yang lebih konkrit dalam tataran operasional.

Batas-batas sempit menjadi terbuka, eklektis, namun tetap mentoleransi adanya pluriformitas sebagaimana digerakkan oleh paham post-modernism.

Implikasi globalisasi menunjukkan pula berkembangnya suatu standarisasi yang sama dalam kehidupan di berbagai bidang. Negara atau pemerintahandimanapun  terlepas  dari  sistem  ideologi  atau  sistem sosial   yang   dimilikinya.   Dipertanyakan   apakah   hak-hak asasi dihormati, apakah demokrasi dikembangkan, apakah kebebasan dan keadilan dimiliki oleh setiap warganya, bagaimana lingkungan hidup dikelola.

Nyatalah  bahwa  implikasi  globalisasi  menjadi semakin kompleks, karena   masyarakat hidup dengan standar ganda. Di satu pihak sementara orang ingin mempertahankan nilai-nilai budaya lama yang diimprovisasikan untuk melayani perkembangan baru yang kemudian disebut sebagai lahirnya budaya sandingan (sub-culture),Sedang dilain pihak muncul tindakan-tindakan yang bersifat melawan terhadap perubahan-perubahan yang dirasakan sebagai penyebab kegerahan dan keresahan dari mereka yang merasa dipinggirkan, tergeser dan tergusur dari tempat ke tempat, dari waktu ke waktu, yang disebut sebagai budaya tandingan (counter-culture).

  • Bebrapa aspek dalam ilmu pengetahuan

       Melalui kajian historis tersebut yang pada hakekatnya pemahaman tentang sejarah kelahiran dan perkembangan ilmu pengetahuan, dapat dikonstatasikan bahwa ilmu pengetahuan itu mengandung dua aspek, yaitu aspek fenomenal dan aspek struktural.

            Aspek fenomenal menunjukan bahwa ilmu pengetahuan mewujud / memanifestasikan dalam bentuk masyarakat, proses, dan produk. Sebagai masyarakat, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai suatu masyarakat atau kelompok elit yang dalam kehidupan kesehariannya begitu mematuhi kaedah-kaedah ilmiah yang menurut paradigma Merton disebutuniversalisme, komunalisme, dan  skepsisme yang  teratur  dan terarah.  Sebagai proses, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai aktivitas atau kegiatan kelompok elit tersebut dalam upayanya untuk menggali dan mengembangkan ilmu melalui penelitian, eksperimen, ekspedisi, seminar, kongres. Sedangkan sebagai produk, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai hasil kegiatan kelompok elit tadi berupa teori, ajaran, paradigma, temuan-temuan lain sebagaimana disebarluaskan melalui karya-karya publikasi yang kemudian diwariskan kepada masyarakat dunia.

            Aspek struktural  menunjukkan bahwa ilmupengetahuan di dalamnya terdapat unsur- unsur sebagai berikut:

  1. Sasaran yang  dijadikan  obyek  untuk  diketahui(Gegenstand);
  2. Obyek sasaran ini terus-menerus dipertanyakan dengan suatu cara (metode) tertentu tanpa mengenal titik henti. Suatu  paradoks  bahwa  ilmu  pengetahuan  yang  akan terus berkembang justru muncul permasalahan – permasalahan baru yang mendorong untuk terus menerus mempertanyakannya.
  3. Ada alasan dan motivasi mengapa gegenstand itu terus- menerus dipertanyakan.
  4. Jawaban-jawaban   yang  diperoleh   kemudian  disusun dalam suatu kesatuan sistem (Koento Wibisono, 1985).

Dengan Renaissance dan Aufklaerung ini, mentalitas manusia Barat mempercayai akan kemampuan rasio yang menjadikan mereka optimis, bahwa segala sesuatu dapat diketahui, diramalkan, dan dikuasai. Melalui optimisme ini, mereka selalu berpetualang untuk melakukan penelitian secara kreatif dan inovatif.

Ciri khas yang terkandung dalam ilmu pengetahuan adalah rasional, antroposentris, dan cenderung sekuler, dengan suatu etos kebebasan (akademis dan mimbar akademis).

Konsekuensi yang timbul adalah dampak positif dan negatif.  Positif,  dalam  arti  kemajuan  ilmu  pengetahuan telah  mendorong  kehidupan manusia ke suatu  kemajuan(progress, improvement) dengan  teknologi  yang dikembangkan dan telah menghasilkan kemudahan-kemudahan yang semakin canggih bagi upaya manusia untuk meningkatkan kemakmuran hidupnya secara  fisik- material.

Negatif dalam arti ilmu pengetahuan telah mendorong berkembangnya arogansi ilmiah dengan menjauhi nilai-nilai agama, etika yang akibatnya dapat menghancurkan kehidupan manusia sendiri.

Akhirnya  tidak  dapat dipungkiri,  ilmu  pengetahuan dan   teknologi   telah   mempunyai   kedudukan   substantif dalam kehidupan manusia saat ini. Dalam kedudukan substantif itu ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjangkau kehidupan manusia dalam segala segi dan sendinya secara ekstensif, yang pada gilirannya ilmu pengetahuan dan teknologi merubah kebudayaan manusia secara intensif.

Pilar penyangga bagi eksistensi ilmu pengetahuan

  • Pilar ontology
    Selalu menyangkut problematika tentang keberadaan (eksistensi).
  • Aspek kuantitas : Apakah yang ada itu tunggal, dual atau plural (monisme, dualisme, pluralisme )
  • Aspek kualitas (mutu, sifat) : bagaimana batasan, sifat, mutu dari sesuatu ( mekanisme, teleologisme, vitalisme dan organisme)

     Pengalaman ontologis dapat memberikan landasan bagi penyusunan asumsi, dasar-dasar teoritis, dan membantu terciptanya komunikasi interdisipliner dan multidisipliner. Membantu pemetaan masalah, kenyataan, batas-batas ilmu dan kemungkinan kombinasi antar ilmu. Misal masalah krisis moneter, tidak dapat hanya ditangani oleh ilmu ekonomi saja. Ontologi menyadarkan bahwa ada kenyataan lain yang tidak mampu dijangkau oleh ilmu ekonomi, maka perlu bantuan ilmu lain seperti politik, sosiologi.

  • Pilar epistemologi (epistemology)
               Selalu menyangkut problematika teentang sumber pengetahuan, sumber kebenaran, cara memperoleh kebenaran, kriteria kebenaran, proses, sarana, dasar-dasar kebenaran, sistem, prosedur, strategi. Pengalaman epistemologis dapat memberikan sumbangan bagi kita :
  • sarana legitimasi bagi ilmu/menentukan keabsahan disiplin ilmu tertentu
  • memberi kerangka acuan metodologis pengembangan ilmu
  • mengembangkan ketrampilan proses
  • mengembangkan daya kreatif dan inovatif.
  • Pilar aksiologi (axiology)
    Selalu berkaitan dengan problematika pertimbangan nilai (etis, moral, religius) dalam setiap penemuan, penerapan atau pengembangan ilmu. Pengalaman aksiologis dapat memberikan dasar dan arah pengembangan ilmu, mengembangkan etos keilmuan seorang profesional dan ilmuwan (Iriyanto Widisuseno, 2009). Landasan pengembangan ilmu secara imperative mengacu ketiga pilar filosofis keilmuan tersebut yang bersifat integratif dan prerequisite.

Prinsip-prinsip berpikir ilmiah

  • Objektif: Cara memandang masalah apa adanya, terlepas dari faktor-faktor subjektif (misal : perasaan, keinginan, emosi, sistem keyakinan, otorita) .
  • Rasional: Menggunakan akal sehat yang dapat dipahami dan diterima oleh orang lain. Mencoba melepaskan unsur perasaan, emosi, sistem keyakinan dan otorita.
  • Logis: Berfikir dengan menggunakan azas logika/runtut/konsisten, implikatif. Tidak mengandung unsur pemikiran yang kontradiktif. Setiap pemikiran logis selalu rasional, begitu sebaliknya yang rasional pasti logis.
  • Metodologis: Selalu menggunakan cara dan metode keilmuan yang khas dalam setiap berfikir dan bertindak (misal: induktif, dekutif, sintesis, hermeneutik, intuitif).
  • Sistematis: Setiap cara berfikir dan bertindak menggunakan tahapan langkah prioritas yang jelas dan saling terkait satu sama lain. Memiliki target dan arah tujuan yang jelas

.                                                                                               

  • Masalah nilai dalam iptek.
  • Keserbamajemukan ilmu pengetahuan dan persoalannya

Salah satu kesulitan terbesar yang dihadapi manusia dewasa ini adalah keserbamajemukan ilmu itu sendiri. Ilmu pengetahuan tidak lagi satu, kita tidak bisa mengatakan inilah satu-satunya ilmu pengetahuan yang dapat mengatasi problem manusia dewasa ini. Berbeda dengan ilmu pengetahuan, masa lalu lebih menunjukkan kepekaannya daripada kebhinekaannya. Seperti pada awal perkembangan ilmupengetahuan berada dalam kesatuan filsafat.

Proses perkembangan ini menarik perhatian karena justru bertentangan dengan inspirasi tempat pengetahuan itu sendiri, yaitu keinginan manusia untuk mengadakan kesatuan di dalam keserbamajemukan gejala-gejala di dunia kita ini. Karena yakin akan kemungkinannya maka timbullah ilmu pengetahuan. Secara metodis dan sistematis manusia mencari azas-azas sebagai dasar untuk memahami hubungan antara gejala-gejala yang satu dengan yang lain sehingga bisa ditentukan adanya keanekaan di dalam kebhinekaannya. Namun dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan berkembang  ke arah keserbamajemukan ilmu.

  • Mengapa timbul spesialisasi?

Mengapa spesialisasi ilmu semakin meluas? Misalnya dalam ilmu kedokteran dan ilmu alam. Makin meluasnya spesialisasi ilmu dikarenakan ilmu dalam perjalanannya selalu mengembangkan macam metode, objek dan tujuan. Perbedaan metode dan pengembangannya itu perlu demi kemajuan tiap-tiap ilmu. Tidak mungkin metode dalam ilmu alam dipakai memajukan ilmu psikologi. Kalau psikologi mau maju dan berkembang harus mengembangkan metode, objek dan tujuannya sendiri. Contoh ilmu yang berdekatan, biokimia dan kimia umum keduanya memakai ”hukum” yang dapat dikatakan sama, tetapi seorang sarjana biokimia perlu pengetahuan susunan bekerjanya organisme organisme yang tidak dituntut oleh seorang ahli kimia organik. Hal ini agar supaya biokimia semakin maju dan mendalam, meskipun tidak diingkari antara keduanya masih mempunyai dasar-dasar yang sama.

Spesialisasi ilmu memang harus ada di dalam satu cabang ilmu, namun kesatuan dasar azas-azas universal harus diingat dalam rangka spesialisasi. Spesialisasi ilmu membawa persoalan banyak bagi ilmuwan sendiri dan masyarakat. Ada kalanya ilmu itu diterapkan dapat memberi manfaat bagi manusia, tetapi bisa sebaliknya merugikan manusia. Spesialisasi di samping tuntutan kemajuan ilmu juga dapat meringankan beban manusia untuk menguasai ilmu dan mencukupi kebutuhan hidup manusia. Seseorang tidak mungkin menjadi generalis, yaitu menguasai dan memahami semua ilmu pengetahuan yang ada (Sutardjo,1982).

  1. Persoalan yang timbul dalam spesialisasi

Spesialisasi mengandung segi-segi positif, namun juga dapat menimbulkan segi negatif. Segi positif ilmuwan dapat lebih fokus dan intensif dalam melakukan kajian dan pengembangan ilmunya. Segi negatif, orang yang mempelajari ilmu spesialis merasa terasing dari pengetahuan lainnya. Kebiasaan cara kerja fokus dan intensif membawa dampak ilmuwan tidak mau bekerjasama dan menghargai ilmu lain. Seorang spesialis bisa berada dalam bahaya mencabut ilmu pengetahuannya dari rumpun keilmuannya atau bahkan dari peta ilmu, kemudian menganggap ilmunya otonom dan paling lengkap. Para spesialis dengan otonomi keilmuannya sehingga tidak tahu lagi dari mana asal usulnya, sumbangan apa yang harus diberikan bagi manusia dan ilmu-ilmu lainnya, dan sumbangan apa yang perlu diperoleh dari ilmu-ilmu lain demi kemajuan dan kesempurnaan ilmu spesialis yang dipelajari atau dikuasai.

Bila keterasingan yang timbul akibat spesialisasi itu hanya mengenai ilmu pengetahuan tidak sangat berbahaya. Namun bila hal itu terjadi pada manusianya, maka akibatnya bisa mengerikan kalau manusia sampai terasing dari sesamanya dan bahkan dari dirinya karena terbelenggu oleh ilmunya yang sempit. Dalam praktik praktik ilmu spesialis kurang memberikan orientasi yang luas terhadap kenyataan dunia ini, apakah dunia ekonomi, politik, moral, kebudayaan, ekologi dll.

Persoalan tersebut bukan berarti tidak terpecahkan, ada kemungkinan merelativisir jika ada kerjasama ilmu ilmu pengetahuan dan terutama di antara ilmuwannya. Hal ini tidak akan mengurangi kekhususan tiap-tiap ilmu pengetahuan, tetapi akan memudahkan penempatan tiap tiap ilmu dalam satu peta ilmu pengetahuan manusia. Keharusan kerjasama ilmu sesuai dengan sifat social manusia dan segala kegiatannya. Kerjasama seperti itu akan membuat para ilmuwan memiliki cakrawala pandang yang luas dalam menganalisis dan melihat sesuatu. Banyak segi akan dipikirkan sebelum mengambil keputusan akhir apalagi bila keputusan itu menyangkut manusia sendiri.

  • Dimensi moral dalam pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan

Tema ini membawa kita ke arah pemikiran: 

  1. apakah ada kaitan antara moral atau etika dengan ilmu pengetahuan,
  2. saat mana dalam pengembangan ilmu memerlukan pertimbangan moral/etik?

Akhir-akhir ini banyak disoroti segi etis dari penerapan ilmu dan wujudnya yang paling nyata pada jaman ini adalah teknologi, maka pertanyaan yang muncul adalah mengapa kita mau mengaitkan soal etika dengan ilmu pengetahuan? Mengapa ilmu pengetahuan yang makin diperkembangkan perlu ”sapa menyapa” dengan etika? Apakah ada ketegangan ilmu pengetahuan, teknologi dan moral? Untuk menjelaskan permasalahan tersebut ada tiga tahap yang perlu ditempuh. Pertama, kita melihat kompleksitas permasalahan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kaitannya dengan manusia. Kedua,membicarakan dimensi etis serta kriteria etis yang diambil. Ketiga, berusaha menyoroti beberapa pertimbangan sebagai semacam usulan jalan keluar dari permasalahan yang muncul.

  1. Permasalahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Kalau perkembangan ilmu pengetahuan sungguhsungguh menepati janji awalnya 200 tahun yang lalu, pasti orang tidak akan begitu mempermasalahkan akibat perkembangan ilmu pengetahuan. Bila penerapan ilmu benar-benar merupakan sarana pembebasan manusia dari keterbelakangan yang dialami sekitar 1800-1900an dengan menyediakan ketrampilan ”know how” yang memungkinkan manusia dapat mencari nafkah sendiri tanpa bergantung pada pemilik modal, maka pendapat bahwa ilmu pengetahuan harus dikembangkan atas dasar patokan-patokan ilmu pengetahuan itu sendiri (secara murni) tidak akan mendapat kritikan tajam seperti pada abad ini. Namun dewasa ini menjadi nyata adanya keterbatasan ilmu pengetahuan itu menghadapi masalahmasalah yang menyangkut hidup serta pribadi manusia. Misalnya, menghadapi soal transplantasi jantung, pencangkokan genetis, problem mati hidupnya seseorang, ilmu pengetahuan menghadapi keterbatasannya. Ia butuh kerangka pertimbangan nilai di luar disiplin ilmunya sendiri. Kompleksitas permasalahan dalam pengembangan ilmu dan teknologi kini menjadi pemikiran serius, terutama persoalan keterbatasan ilmu dan teknologi dan akibatakibatnyabagi manusia. Mengapa orang kemudian berbicara soal etika dalam ilmu pengetahuan dan teknologi?

  • Akibat teknologi pada perilaku manusia

Akibat teknologi pada perilaku manusia muncul dalam fenomen penerapan kontrol tingkah laku (behavior control). Behaviour control merupakan kemampuan untuk mengatur orang melaksanakan tindakan seperti yang dikehendaki oleh si pengatur (the ability to get some one to do one’s bidding). 

Pengembangan teknologi yang mengatur perilaku manusia ini mengakibatkan munculnya masalah masalah etis seperti berikut.

  • Penemuan teknologi yang mengatur perilaku ini menyebabkan kemampuan perilaku seseorang diubah dengan operasi dan manipulasi syaraf otak melalui ”psychosurgery’s infuse” kimiawi, obat bius tertentu. Electrical stimulation mampu merangsang secara baru bagian-bagian penting, sehingga kelakuan bias diatur dan disusun. Kalau begitu kebebasan bertindak manusia sebagai suatu nilai diambang kemusnahan.
  • Makin dipacunya penyelidikan dan pemahaman mendalam tentang kelakuan manusia, memungkinkan adanya lubang manipulasi, entah melalui iklan atau media lain.
  • Pemahaman “njlimet” tingkah laku manusia demi tujuan ekonomis, rayuan untuk menghirup kebutuhan baru sehingga bisa mendapat untung lebih banyak, menyebabkan penggunaan media (radio, TV) untuk mengatur kelakuan manusia.
  • Behaviour control memunculkan masalah etis bila kelakuan seseorang dikontrol oleh teknologi dan bukan oleh si subjek itu sendiri. Konflik muncul justru karena si pengatur memperbudak orang yang dikendalikan, kebebasan bertindak si kontrol dan diarahkan menurut kehendak si pengontrol.
  • Akibat teknologi pada eksistensi manusia dilontarkan oleh Schumacher. Bagi Schumacher eksistensi sejati manusia adalah bahwa manusia menjadi manusia justru karena ia bekerja. Pekerjaan bernilai tinggi bagi manusia, ia adalah ciri eksistensial manusia, ciri kodrat kemanusiaannya. Pemakaian teknologi modern condong mengasingkan manusia dari eksistensinya sebagai pekerja, sebab di sana manusia tidak mengalami kepuasan dalam bekerja. Pekerjaan tangan dan otak manusia diganti dengan tenaga-tenaga mesin, hilanglah kepuasan dan kreativitas manusia (T. Yacob, 1993).
  • Beberapa pokok nilai yang perlu diperhatikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Ada empat hal pokok agar ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan secara konkrit, unsur-unsur mana yang tidak boleh dilanggar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam masyarakat agar masyarakat itu tetap manusiawi.

  1.  Rumusan hak azasi merupakan sarana hukum untuk menjamin penghormatan terhadap manusia. Individu individu perlu dilindungi dari pengaruh penindasan ilmu pengetahuan.
  2. Keadilan dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi sebagai hal yang mutlak. Perkembangan teknologi sudah membawa akibat konsentrasi kekuatan ekonomi maupun politik. Jika kita ingin memanusiawikan pengembangan ilmu dan teknologi berarti bersedia mendesentralisasikan monopoli pengambilan keputusan dalam bidang politik, ekonomi. Pelaksanaan keadilan harus memberi pada setiap individu kesempatan yang sama menggunakan hak-haknya.
  3. Soal lingkungan hidup. Tidak ada seorang pun berhak menguras/mengeksploitasi sumber-sumber alam dan manusiawi tanpa memperhatikan akibat-akibatnya pada seluruh masyarakat. Ekologi mengajar kita bahwa ada kaitan erat antara benda yang satu dengan benda yang lain di alam ini.
  4. Nilai manusia sebagai pribadi. Dalam dunia yang dikuasai teknik, harga manusia dinilai dari tempatnya sebagai salah satu instrumen sistem administrasi kantor tertentu. Akibatnya manusia dinilai bukan sebagai pribadi tapi lebih dari sudut kegunaannya atau hanya dilihat sejauh ada manfaat praktisnya bagi suatu sistem. Nilai sebagai pribadi berdasar hubungan sosialnya, dasar kerohanian dan penghayatan hidup sebagai manusia dikesampingkan. Bila pengembangan ilmu dan teknologi mau manusiawi, perhatian pada nilai manusia sebagai pribadi tidak boleh kalah oleh mesin. Hal ini penting karena sistem teknokrasi cenderung dehumanisasi (T. Yacob, 1993).
  • Strategi Pengembangan IPTEK Pancasila Sebagai Dasar Nilai

Peran nilai-nilai dalam setiap sila dalam Pancasila adalah sebagai berikut.

  1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa: melengkapi ilmu pengetahuan menciptakan perimbangan antara yang rasional dan irasional, antara rasa dan akal. Sila ini menempatkan manusia dalam alam sebagai bagiannya dan bukan pusatnya.
  2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab: memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan. Ilmu dikembalikan pada fungsinya semula, yaitu untuk kemanusiaan, tidak hanya untuk kelompok, lapisan tertentu.
  3. Sila Persatuan Indonesia: mengkomplementasikan universalisme dalam sila-sila yang lain, sehingga supra sistem tidak mengabaikan sistem dan sub-sistem. Solidaritas dalam sub-sistem sangat penting untuk kelangsungan keseluruhan individualitas, tetapi tidak mengganggu integrasi.
  4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan dan teknologi berevolusi sendiri dengan leluasa. Eksperimentasi penerapan dan penyebaran ilmu pengetahuan harus demokratis dapat dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari kebijakan, penelitian sampai penerapan massal.
  5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, menekankan ketiga keadilan Aristoteles: keadilan distributif, keadilan kontributif, dan keadilan komutatif. Keadilan sosial juga menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat, karena kepentingan individu tidak boleh terinjak oleh kepentingan semu. Individualitas merupakan landasan yang memungkinkan timbulnya kreativitas dan inovasi.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus senantiasa berorientasi pada nilai-nilai Pancasila. Sebaliknya Pancasila dituntut terbuka dari kritik, bahkan ia merupakan kesatuan dari perkembangan ilmu yang menjadi tuntutan peradaban manusia. Peran Pancasila sebagai paradigma pengembangan ilmu harus sampai pada penyadaran, bahwa fanatisme kaidah kenetralan keilmuan atau kemandirian ilmu hanyalah akan menjebak diri seseorang pada masalah-masalah yang tidak dapat diatasi dengan semata-mata berpegang pada kaidah ilmu sendiri, khususnya mencakup pertimbangan etis, religius, dan nilai budaya yang bersifat mutlak bagi kehidupan manusia yang berbudaya

Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi:

  • Pengembangan iptek diarahkan untuk mencapai kebahagian lahir batin, memenuhi kebutuhan material dan spiritual
  • Pengembangan iptek mempertimbangkan aspek estetik dan moral
  • Pengembangan iptek pada hakekatnya tidak boleh bebas nilai tetapi terikat pada nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
  • Pembangunan iptek mempertimbangkan akal, rasa dan kehendak
  • Pembangunan iptek bukan untuk kesombongan melainkan untuk peningkatan kualitas manusia, peningkatan harkat dan martabat manusia

Terjemahan Doa Sholat

DO’A IFTITAH

Allaahumma baa`id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa’adta bainal-masyriqi wal-maghrib.
Allaahumma naqqinii min khathaayaaya kamaa yunaqqatstsaubul-abyadhu ininad-danasi.
Allaahummaghsilnii min khathaayaaya bil-maa’i wats-tsalji wal-barad.
“Ya Allah, jauhkanlah aku daripada kesalahan dan dosa sebagaimana Engkau telah menjawuhkan antara timur dan barat.
Ya All
ah, Ya Tuhan kami, bersihkanlah aku dari segala kesalahan & dosa sebagaimana bersihnya kain putih dari segala kotoran.
Ya All
ah, Ya Tuhan Kami, sucikanlah segala kesalahan-ku dengan air, salju & air embun se-bersih-bersihnya. “

AL- FATIKHAH

BISMILLAAHIR RAHMAANIR ROHIIM.

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

AL HAMDU LILLAAHI ROBBIL ‘AALAMIIN.

Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.

ARRAHMAANIR ROHIIM.

Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

MAALIKIYAUMIDDIIN.

Penguasa Hari Pembalasan.

IYYAAKA NA’BUDU WAIYYAAKA NASTA’IINU.

Hanya Kepada-Mu lah Aku Menyembah Dan Hanya Kepada-Mu lah Aku Memohon Pertolongan.

IHDINASH SHIROOTHOL MUSTAQIIM.

Tunjukilah Kami Jalan Yang Lurus.

SHIROOTHOL LADZIINA AN’AMTA ‘ALAIHIM GHAIRIL MAGHDHUUBI ‘ALAIHIM WALADHDHOOLLIIN. AAMIIN.

Yaitu Jalannya Orang-Orang Yang Telah Kau Berikan Nikmat, Bukan Jalannya Orang-Orang Yang Kau Murkai Dan Bukan Pula Jalannya Orang-Orang Yang Sesat.

SURAT AL KAUTSAR (bacaan surat pendek)

Inna a’toina kalkautsar

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak

Fashalli lirabbika wanhar

Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah

Inna syaniaka huwal abtar

Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus

R U K U’

SUBHAANA ROBBIYAL ‘ADZIIMI WA BIHAMDIH.    – 3 x

Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung Dan Dengan Memuji-Nya.

I’TIDAL

SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH.

Semoga Allah Mendengar ( Menerima ) Pujian Orang Yang Memuji-Nya ( Dan Membalasnya ).

ROBBANAA LAKAL HAMDU MIL’US SAMAAWATI WA MIL ‘ULARDHI WA MIL ‘UMAASYI’TA MIN SYAI’IN BA’DU.

Wahai Tuhan Kami ! Hanya Untuk-Mu lah Segala Puji, Sepenuh Langit Dan Bumi Dan Sepenuh Barang Yang Kau Kehendaki Sesudahnya.

SUJUD

SUBHAANA ROBBIYAL A’LAA WA BIHAMDIH.    – 3 x

Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi Dan Dengan Memuji-Nya.

DUDUK DIANTARA DUA SUJUD

ROBBIGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARFA’NII WARZUQNII  WAHDINII  WA’AAFINII  WA’FU ‘ANNII.

Ya Tuhanku ! Ampunilah Aku, Kasihanilah Aku, Cukupkanlah ( Kekurangan )-Ku, Angkatlah ( Derajat )-Ku, Berilah Aku Rezki, Berilah Aku Petunjuk, Berilah Aku Kesehatan Dan Maafkanlah ( Kesalahan )-Ku.

TASYAHUD AWAL

ATTAHIYYAATUL MUBAAROKAATUSH SHOLAWATUTH THOYYIBAATU LILLAAH.

Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan Adalah Milik Allah.

ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WAROHMATULLAAHI WABAROKAATUH.

Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai Nabi.

ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHOOLIHIIN.

Semoga Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.

ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR ROSUULULLAAH.

Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah Utusan Allah.

ALLAAHUMMA SHOLLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD.

Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad !.

TASYAHUD AKHIR

ATTAHIYYAATUL MUBAAROKAATUSH SHOLAWATUTH THOYYIBAATU LILLAAH.

Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan Adalah Milik Allah.

ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WAROHMATULLAAHI WABAROKAATUH.

Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai Nabi.

ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHOOLIHIIN.

Semoga Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.

ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR ROSUULULLAAH.

Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah Utusan Allah.

ALLAAHUMMA SHOLLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD ( tasyahud awal )  WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.

Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada Keluarga Penghulu Kami Nabi Muhammad.

KAMAA SHOLLAITAA ‘ALAA SAYYIDINAA IBROOHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBROOHIIM.

Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.

WA BAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.

Dan Limpahkanlah Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada Keluarganya.

KAMAA BAAROKTA ‘ALAA SAYYIDINAA IBROOHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBROOHIIM.

Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.

FIL ‘AALAMIINA INNAKA HAMIIDUMMAJIID. YAA MUQALLIBAL QULUUB. TSABBIT QALBII ‘ALAA DIINIK.

Sungguh Di Alam Semesta Ini, Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Mulia. Wahai Zat Yang Menggerakkan Hati. Tetapkanlah Hatiku Pada Agama-Mu.

LAPORAN KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3)

PENANGANAN TUMPAHAN ASAM DAN BASA

Disusun oleh :

Nama   : Wini Dwi Yuniarti 

NIM      : P1337434116049

Kelas    : I Reguler B

Program DIII Teknologi Laboratorium Medik

Poltekkes Kemenkes Semarang

2016/2017

Laporan Praktikum K3

Penanganan Tumpahan Asam dan Basa

1. Tujuan

Mengetahui cara penanganan tumpahan asam-basa

2. Prinsip

Melakukan penanganan tumpahan bahan kimia berbahaya dengan prosedur yang aman bagi pengguna laboratorium

3. Dasar teori

Tumpahan bahan kimia dikategorikan menjadi 3 yaitu : Ceceran bahan kimia, Kebocoran bahan kimia dan tumpahan bahan kimia. Ceceran bahan kimia biasanya berupa tetesan-tetesan bahan kimia yang tercecer ketika kemasannya dipindah dari satu tempat ke tempat lainnya (volume sangat kecil). Kebocoran bahan kimia dapat berupa tetesan yang diam di satu tempat atau kebocoran yang mengucur namun tidak terlalu deras dan mudah dikendalikan (volume sedang). Tumpahan biasanya kebocoran dalam jumlah besar dan sulit dikendalikan volume material yang tumpah juga besar. Tumpahan bahan kimia yang tidak disengaja dapat menyebabkan efek berbahaya bagi keselamatan diri kita, orang lain maupun lingkungan di sekitar kita. Tumpahan bahan kimia yang tidak rencanakan dapat menyebabkan efek yang berbahaya. Kulit dan mata bisa terbakar, paru-paruh menjadi rusak, kebakaran dan ledakan , kerusakan karat terhadap material, polusi udara dan bahaya terhadap masyarakat adalah beberapa konsekuensi yang bisa terjadi akibat tumpahan bahan kimia.

4. Alat dan Bahan

  • 3 buah Gelas Beker 
  • HCl 0,1 N
  • Kertas pH
  •  NaOH 0,1 N
  • Lap 
  • Aquades             
  • Pipet tetes
  • Air kran

5. Cara Kerja

  1. Menggunakan APD lengkap sesuai standar.
  2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
  3. Mengisi gelas beker pertama dengan larutan NaOH 0,1 N.
  4. Mengisi gelas beker kedua dengan larutan HCl 0,1 N.
  5. Mengisi gelas beker ketiga dengan air keran.
  6. Meneteskan beberapa ml larutan NaOH ke atas meja kerja menggunakan pipet tetes.
  7. Menetralkan larutan NaOH dengan menuangkan beberapa ml aquades.
  8. Mengukur pH NaOH yang sudah dinetralkan menggunakan kertas pH.
  9. Menuang kembali aquades hingga menunjukkan angka pH netral jika pH masih basa.
  10. Mengelap tumpahan larutan NaOH yang sudah dinetralkan menggunakan lap secara memutar. Kemudian mencuci lap dengan air kran hingga bersih.
  11. Melakukan hal yang sama terhadap praktikum tumpahan larutan HCl 0,1 N.
  12. Mencatat hasil pengamatan.
  13. Membersihkan dan merapikan kembali alat dan bahan yang telah digunakan pada tempatnya

6. Pembahasan

Melakukan suatu praktikum di laboratorium harus disertai dengan kehati-hatian yang tinggi karena pada dasarnya laboratorium menyimpan banyak sumber bahaya, namun pada praktikum yang sudah dilakukan sesuai prosedur dan penuh kehati-hatian pun tetap tidak menutup kemungkinan terjadinya kecelakaan seperti kecelakaan tumpahan bahan kimia. Saat menghadapi kecelakaan tumpahan bahan kimia berbahaya hal yang pertama kali harus dilakukan adalah tetap tenang dan jangan panik, amati tumpahan apabila menimbulkan asap atau gas tertentu segera buka jendela dan pintu agar sirkulasi udara lancar ,menjauh dari lokasi dan laporkan kepada pihak yang berwenang. Jika tumpahan dinilai tidak terlalu berbahaya untuk ditangani secara langsung, segera lakukan penetralan dan pembersihan agar tidak terjadi kerusakan material atau membahayakan pengguna laboratorium.

Pertolongan pertama apabila terjadi keracunan melalui mata segera bilas mata dengan campuran esalin dan aquades, apabila gas kimia terhirup, korban harus segera dibawa ke tempat lapang yang terdapat banyak oksigen dan beri minum susu lalu segera rujuk korban ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut.

MAKALAH INSTRUMENTASI DASAR

MAKALAH TIMBANGAN KUANTITATIF

Tugas Terstruktur ini guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Praktikum Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Dosen pengampu :

Surati, ST, MSi.Med

Disusun Oleh :

  1. Dina Yunita Sari                                                 P1337434116048
  2. Wini Dwi Yuniarti                                              P1337434116049
  3. Vellya Fadlila Rahma                             P1337434116051

TINGKAT 1 REGULER B

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

TAHUN AKADEMIK 2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah mengenai “Timbangan Kuantitatif” ini dapat terselesaikan dengan baik meskipun masih sangat sederhana.

Ucapan terimakasih kami berikan kepada rekan-rekan kelas Reguler B yang telah membantu dan berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini, tak lupa ucapan terimakasih juga diberikan kepada Surati, ST, Msi. Med selaku dosen pembimbing mata kuliah instrumentasi dasar.

Harapan dibuatnya makalah ini yaitu untuk menambah pengetahuan tentang timbangan kuntitatif di Laboratorium. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan dan kekurangan ilmu pengetahuan penulis. Maka dengan senang hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

                                                                        Semarang, September 2016

                                                                                      Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………… i

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………….. ii

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………….. 1

C. Tujuan………………………………………………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………… 3

A. Defenisi Timbangan Kuantitatif………………………………………………………………. 3

B. Fungsi Timbangan Kuantitatif…………………………………………………………………. 3

C. Jenis Timbangan Kuantitatif……………………………………………………………………. 3

D. Instruksi Kerja Alat………………………………………………………………………………… 3

E. Maintenance………………………………………………………………………………………….. 4

F. Kelebihan dan Kekurangan……………………………………………………………………… 4

G. Kalibrasi……………………………………………………………………………………………….. 4

H. Bagian-bagian dan Fungsi Timbangan Analitik………………………………………….. 5

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………………… 7

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………… 7

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………… 8

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Neraca Analitik  merupakan salah satu neraca yang memiliki tingkat ketelitian tinggi, neraca ini mampu menimbang zat atau benda sampai batas 0,0001 g. Beberapa hal yang perlu diperhatikan bekerja dengan neraca ini adalah:  Neraca analitik digital adalah neraca yang sangat peka, karena itu bekerja dengan neraca ini harus secara halus dan hati-hati.

 Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif, hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang angka “nol” harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi. Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana pada lembar tersebut tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek. Jika timbangan tidak dapat digunakan sama sekali maka timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen (supplier).Penanganan Neraca Kedudukan timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus tepat horizontal dengan “Spirit level (waterpass) sewaktu-waktu timbangan bergerak, oleh karena itu, harus dicek lagi. Jika menggunakan timbangan elektronik, harus menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif, anda hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang angka “nol” harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi. Setiap orang yang menggunakan timbangan harus merawatnya, sehingga timbangan tetap bersih dan terawat dengan baik. Jika tidak, sipemakai harus melaporkan kepada manajer lab. timbangan harus dikunci jika anda meninggalkan ruang kerja.kebersihan neraca kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan

B. RUMUSAN MASALAH

  1. Apa definisi dan fungsi dari timbangan kuantitatif?
  2. Apa saja bagian-bagian dari timbangan kuantitatif?
  3. Jenis-jenis dari timbangan kuantitatif?
  4. Bagaimana cara kerja, perawatan, dan kalibrasi dari timbangan kuantitatif?

C. TUJUAN

  1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dan fungsi dari timbangan kuantitatif.
  2. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian dari timbangan kuantitatif.
  3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis dari timbangan kuantitatif.
  4. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja, perawatan, dan kalibrasi dari timbangan kuantitatif.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Timbangan kuantitatif merupakan alat yang digunakan untuk menimbang yang memiliki ketelitian lebih besar yaitu 0.0001 g.

B. Fungsi

Timbangan kuantitatif berfungsi untuk menimbang dengan ketelitian 0.0001 g atau lebih serta digunakan untuk menimbang bahan kimia dalam proses pembuatan larutan untuk uji kuantitatif dan proses pembuatan larutan untuk uji kuantitatif dan proses standarisasi. Selain itu berfungsi juga untuk menimbang sampel/ bahan dalam analisis kuantitatif.

C. Jenis Timbangan Kuantitatif

  1. Timbangan Analitik Sartorius

D. Instruksi Kerja Alat

  1. Hubungkan alat dengan sumber listrik
  2. Tunggu beberapa menit, timbangan akan melakukan cek prosedur dan kalibrasi. Setelah kalibrasi selesai, pada display akan menunjukkan off.
  3. Tekan tombol ON/OFF untuk menghidupkan timbangan.
  4. Display akan menunjukkan angka 0,0000
  5. Letakkan bahan yang akan ditimbang pada pelat timbangan. Setelah stabil, display akan menunjukkan berat bahan.
  6. Ambil bahan dari timbangan.
  7. Tekan tombol ON/OFF untuk mematikan timbangan.
  8. Timbangan dalam keadaan stand by, layar display menunjukkan waktu.
  9. Cabut aliran listrik apabila proses penimbangan sudah selesai.

E. Maintenance

  • Tidak menimbang benda dengan berat yang melebihi ketentuan ukuran maksimal, akan menyebabkan timbangan tidak mampu menampilkan bobot barang yang jelas.
  • Hindari getaran dan goncangan.
  • Jangan ditempatkan ditempat yang lembab.
  • Gunakan timbangan dalam permukaan yang rata dan stabil.
  • Suhu ruangan harus di jaga.

F. Kelebihan dan Kekurangan

  • Kelebihan :
  • Memiliki tingkat ketelitian yang cukup tinggi dan dapat menimbang zat atau benda sampai batas 0.0001 g atau 0.1 mg.
  • Penggunaannya tidak begitu rumit jika dibandingkan dengan timbangan manual, sehingga lebih efisien dalam hal waktu dan tenaga.
  • Kekurangan :
  • Alat ini memiliki batas maksimal yaitu 1 mg atau 210 g, jika melewati batas tersebut maka ketelitian perhitungan akan berkurang.
  • Tidak dapat menggunakan sumber tegangan listrik yang besar, sehingga harus menggunakan stavolt. Jika tidak, maka benang di bawah pan akan terputus.
  • Harga yang mahal.

G. Kalibrasi

Kalibrasi merupakan suatu proses verfikasi yang menerangkan bahwa suatu akurasi alat ukur seduai dengan rancangannya. Sesuai standar ISO 9001 serta ISO 17025 memerlukan kalibrasi yang efektif. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap instrumen khususnya pada timbangan perlu dikalibrasi ketika :

  • Instrumen timbangan merupakan perangkat baru.
  • Suatu perangkat setiap waktu penggunaan.
  • Ketika perangkat timbangan mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah           kalibrasi.
  • Dan ketika hasil observasi dipertanyakan.
  • Proses Mengkalibrasi Timbangan analitik

Proses mengkalibrasinya yakni pada anak timbangan standard yang bersertifikat kelas M, yang memperlihatkannilai nominal setiap anak timbangan, standard deviasi serta nilai normalnya. Berikut langkah yang dilakukan dalam mengkalibrasi anak timbangan ( analytical balance ) :

– Pengontrolan Neraca

Neraca dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang sudah terpasang atau dengan dua anak timbangan eksternal, misal 10 gr dan 100 gr. Timbangan/neraca harus menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif, hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan ( angin ) sebelum menimbang angka “nol” harus dicek dan jika perlu dilakukan koreksi. Penyimpangan berat dicatat pada lembar kontrol, dimana pada lembar tersebut tercantum berapa kali timbangan harus dicek.

– Penanganan Neraca

Kedudukan timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus tepat horizontal dengan “Spirit level (waterpass) sewaktu-waktu timbangan bergerak, oleh karena itu harus dicek lagi.

-Kebersihan Neraca

Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian untuk menimbang harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas (tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus dimatikan, kemudian piringan timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen yang lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak timbangan.

H. Bagian-bagian dan Fungsi Timbangan Analitik

  • Pintu timbangan untuk memasukkan sampel ke piringan timbangan, pintu timbangan ini tidak hanya terletak di atas tetapi juga di depan, samping ( kiri dan kanan ).
  • Piringan timbangan untuk meletakkan sampel.
  • Tombol pengaturan untuk mengatur timbangan analitik seperti tombol ON/OFF untuk menghidupkan dan mematikan timbangan, Tera untuk mengembalikan ke posisi “nol” saat meletakkan wadah sampel dan Mode untuk mengonversi satuan pada saat menimbang.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/search?q=gambar+timbangan+analitik

https://www.slideshare.net/mobile/lombkTBK/teknik-dasar-pekesjaan-laboratorium-kimia

https://plus.google.com/110350580008933616815/posts/hsVsiZocXyE

Resensi Novel “Melbourne Rewind”

TUGAS

BAHASA INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Arif Setya Efendi, M.Pd.

Disusun Oleh :

    Nama : Wini Dwi Yuniarti

    NIM  : (P1337434116049)

    Kelas : Reguler B Semester I

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

2016/2017

Resensi Novel “Melbourne” – Winna Efendi

Novel Melbourne “rewind”

Identitas Buku :

Judul                          : Melbourne “Rewind”

Penulis                       : Winna Efendi

Penerbit                    : Gagas Media

Kota terbit                : Jakarta

Tahun terbit             : 2014

Cetakan ke-              : 5

Deskripsi fisik          : 328 halaman 13 cm x 19 cm

ISBN                           : 979-780-645-6

Sinopsis

Novel fiksi karangan Winna Efendi berjudul Melbourne “Rewind” ini bercerita tentang hubungan dua orang tokoh utamanya yang bernama Laura dan Max yang pernah menjadi sepasang kekasih yang sudah mengakhiri hubungannya namun masih merasakan perasaan yang sama dan ingin tetap berteman, serta tokoh tambahannya Cecilia yang merupakan sahabat Laura dan Evan kekasih Cecilia. Mengambil setting tempat di Melbourne Laura melanjutkan kuliah bisnisnya  namun karena kecintaannya dengan musik , setelah lulus ia bekerja sebagai dj sebuah radio dan Max yang bekerja sebagai pengatur lighting sebuah acara yang memang sangat sesuai dengan passion miliknya. Kedekatan Laura dan Max selepas mereka mengakhiri hubungan mereka tidak lebih dari sebatas teman. Namun perasaan sayang kembali muncul dari dalam hati Laura dan Max membentuk sebuah alur hubungan tanpa status yang rumit karena ragu apakah mereka dapat memulai hubungan kembali dengan lebih baik atau akan berakhir sama seperti hubungan mereka terdahulu.

Unsur intrinsik novel

  1. Tema                           : Percintaan dan Persahabatan
  2. Latar belakang        : Melbourne, Bandung, Cafe Prudence, Sydney
  3. Waktu                         : Pagi hingga malam
  4. Suasana                    : Menyenangkan, menyedihkan, mengesalkan, dan lainnya
  5. Alur                             : Campuran
  6. Gaya bahasa           : Gaya bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh pembaca
  7. Amanat                     : Berpikir sebelum bertindak
  8. Penokohan                 
    1. Laura         : Seorang gadis yang pemberani, tegar, memiliki pola pemikiran yang berbeda dari perempuan kebanyakan, pecinta musik,mantan kekasih Max.
    2. Max           : Mantan kekasih Laura, sangat tertarik dengan cahaya, sangat mencintai pekerjaannya, berpendirian kuat, dan keras kepala
    3. Cecilia       : Sahabat Laura, baik, perhatian, mudah jatuh cinta, easy going
    4. Evan          : Kekasih Cecilia, perhatian, baik, berkomitmen, cerdas

Kelebihan novel

Novel ini disusun dengan baik, dilengkapi ilustrasi, dilengkapi track-track musik tertentu masing-masing bagian yang dapat didengarkan saat membaca ceritanya pembagian cerita tokoh-tokohnya dibagi merata. Isi yang dihadirkan pun menyajikan cerita yang menarik, mengajak pembacanya untuk membayangkan hadir di dalam setiap peristiwa di dalam ceritanya, memainkan emosi pembaca dengan alur cerita yang mengalir apa adanya namun tetap menarik untuk diikuti. Bahasa yang digunakan cukup mudah untuk dipahami pembacanya walau diselingi kata-kata dalam Bahasa Inggris yang mendukung latar belakang ceritanya yaitu di luar negri. Teknik penceritaannya to the point dan tidak bertele-tele.

Kekurangan novel

Dalam novel ini terdapat banyak tradisi kebarat-baratan yang tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat Indonesia, terdapat kata-kata yang tergolong dewasa untuk kalangan pembaca umum. Kertas halaman buram, kurang mendukung untuk membaca dalam berbagai posisi yang diinginkan pembaca dan harga novel yang relatif mahal. Dari segi cerita yang mengalir begitu manis khas percintaan masa muda hingga akhir cerita yang kurang memuaskan bagi pembaca karena tidak ada kejelasan ujung cerita apakah mereka akan bersatu kembali setelah semua masalah yang ada atau mereka tetap hanya menjadi teman dekat.